Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap untuk membantu mencegah penyakit dan menjaganya tetap sehat. Namun demikian, selain vaksin wajib, ada juga imunisasi tambahan yang bisa diberikan untuk anak agar semakin meminimalisir anak terinfeksi virus atau bakteri penyebab penyakit. Apa saja?
Sepintas soal vaksin rutin anak
Sebelum mengetahui apa saja imunisasi tambahan untuk anak, penting bagi orang tua melengkapi vaksin rutin anak terlebih dulu. Kalau dulu hanya dikenal imunisasi dasar lengkap, kini pemerintah Indonesia mulai menggunakan istilah imunisasi rutin.
Imunisasi rutin adalah vaksinasi yang terdiri atas imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan.
Imunisasi dasar diberikan sebelum bayi berumur 1 tahun, yaitu vaksin:
- Hepatitis B (HB)
- Polio
- BCG
- DTP
- HiB
- MR (campak dan rubella)
- PCV
- Rotavirus
- Pneumonia
Imunisasi dasar lengkap bertujuan untuk memberikan perlindungan pertama bayi baru lahir dari kuman penyebab penyakit, imunisasi lanjutan bermanfaat untuk menjaga sistem pertahanan tubuhnya tetap optimal seiring bertambahnya usia anak.
Imunisasi lanjutan adalah mengulang imunisasi dasar untuk mempertahankan kekebalan tubuhnya, dan diberikan pada usia anak 12-18 bulan. Beberapa jenis imunisasi lanjutan, antara lain:
- Hepatitis B (HB)
- DTP
- HiB
- Campak (MMR)
Selain itu, vaksin HPV juga termasuk ke dalam vaksin wajib yang akan mulai diberikan pada anak yang sudah menginjak usia 9-14 tahun.
Imunisasi tambahan untuk anak
Selain imunisasi rutin anak (imunisasi dasar dan lanjutan), ada pula yang disebut dengan imunisasi tambahan untuk anak.
Imunisasi tambahan ini adalah jenis imunisasi yang tidak termasuk ke dalam program imunisasi pemerintah, dan dapat diberikan pada bayi, anak, dan dewasa sesuai dengan kebutuhan. Bisa juga imunisasi dilakukan pada saat Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
Berikut ini adalah beberapa jenis imunisasi tambahan untuk anak:
- Vaksin influenza: berbeda dengan imunisasi HiB. Pemberian vaksin flu untuk anak dapat diberikan sejak berusia 6 bulan sampai 8 tahun sebanyak dua kali dengan jeda 1 bulan, dan untuk usia 9 tahun keatas diberikan satu kali, selanjutnya pengulangan dosis diulang setiap tahunnya.
- Vaksin varisela: untuk mencegah penyakit cacar air, diberikan sejak usia 12 bulan sebanyak 2 dosis, dengan jeda 6 minggu sampai 3 bulan antar-dosis.
- Vaksin Hepatitis A: untuk mencegah hepatitis A dan dapat diberikan sejak usia 1 tahun sebanyak 2 dosis, dengan jeda 6-12 bulan.
- Vaksin tifoid: untuk mencegah tifus, dapat diberikan sejak anak berusia 2 tahun, dan diulang setiap 3 tahun
- Vaksin Japanese Encephalitis (JE): untuk mencegah radang otak pada anak. Imunisasi JE merupakan imunisasi wajib untuk daerah endemis, dan dapat diberikan sejak anak berusia 9 bulan. Vaksin JE dapat diberikan sebagai imunisasi tambahan untuk anak yang mau bepergian ke daerah endemis.
- Vaksin dengue: untuk mencegah demam berdarah. Imunisasi dengue diberikan pada anak berusia 9-16 tahun sebanyak 3 dosis, dengan interval 6 bulan.
- Vaksin MMR: untuk mencegah penyakit gondongan (mumps), campak (measles), dan rubella (campak jerman). Diberikan sebagai vaksin booster karena sudah termasuk ke dalam imunisasi dasar wajib saat anak berusia di bawah 1 tahun.
Umumnya, pemerintah hanya menanggung vaksin yang termasuk ke dalam imunisasi rutin (imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan) saja. Artinya, Anda perlu ke rumah sakit jika hendak memberikan imunisasi tambahan untuk anak.
Maka itu, pastikan Anda memilih fasilitas kesehatan tepercaya yang menyediakan vaksin lengkap untuk anak sehingga Anda bisa mendapatkan vaksin untuk anak dengan lebih mudah.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak kami di Eka Hospital ataupun mengunjungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08118822564 untuk mengetahui berbagai paket vaksin untuk anak, agar mendapatkan penawaran terbaik.