Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah mulai meningkat tapi belum dapat dikategorikan sebagai diabetes. Meski begitu, jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi diabetes.
Jika Anda didiagnosis mengalami prediabetes, kadar gula darah Anda masih bisa kembali normal dengan penanganan yang tepat.
Apa itu prediabetes?
Prediabetes adalah kondisi kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal, tapi belum cukup tinggi untuk dapat dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Meski demikian, prediabetes adalah cikal bakal diabetes jika tidak mendapatkan penanganan serius.
Normalnya, kadar gula darah orang dewasa saat puasa adalah kurang dari 100 mg/dl atau HbA1C kurang dari 5,7%. Orang prediabetes memiliki kadar gula darah puasa yang berkisar antara 100-125 mg/dl atau kadar HbA1C antara 5,7-6,4%.
Seseorang baru dapat diagnosis diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa lebih tinggi dari 125 mg/dl. Perubahan gaya hidup jadi lebih sehat dapat membuat kadar gula darah pada orang prediabetes menjadi normal kembali.
Gejala prediabetes
Prediabetes biasanya tidak memiliki gejala. Gejala yang muncul seringkali menunjukkan bahwa prediabetes sudah berkembang menjadi diabetes tipe 2. Meski demikian, salah satu tanda yang mungkin muncul di awal adalah menggelapnya bagian kulit tertentu, khususnya area lipatan, seperti leher, ketiak, dan selangkangan (acanthosis nigricans).
Selain itu, memiliki skin tag atau masalah penglihatan juga dapat dialami oleh beberapa orang yang mengalami prediabetes.
Penyebab prediabetes
Prediabetes kemungkinan besar disebabkan oleh sel-sel tubuh yang tak lagi merespons hormon insulin sebagaimana mestinya.
Padahal, hormon insulin berguna untuk memasukkan glukosa dalam darah ke sel-sel tubuh agar dapat diubah jadi energi. Tanpa insulin, glukosa akan tetap berada di aliran darah hingga menyebabkan kadarnya menjadi tinggi. Selain sensitivitas insulin yang menurun, produksi insulin yang menurun juga bisa menyebabkan Anda mengalami prediabetes.
Belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan Anda mengalami resistensi insulin atau penurunan produksi insulin. Akan tetapi, riwayat kesehatan keluarga ikut berperan.
Selain itu, Anda mungkin perlu waspada memiliki prediabetes jika memiliki kondisi berikut:
- Kelebihan berat badan
- Berusia di atas 45 tahun
- Memiliki keluarga inti yang mengalami diabetes tipe 2
- Memiliki lingkar pinggang lebih dari 101 cm untuk laki-laki dan 89 cm untuk perempuan
- Jarang olahraga
- Pernah mengalami diabetes gestasional
- Memiliki tekanan darah tinggi
- Mengidap penyakit perlemakan hati non alkohol
- Memiliki PCOS
Diagnosis
Untuk mendiagnosis prediabetes, dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Biasanya, pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sedikit sampel darah dari tubuh pasien.
Ada beberapa pemeriksaan kadar gula darah yang dapat membantu dokter mendiagnosis prediabetes, yaitu:
1. Pemeriksaan HbA1C
Pemeriksaan HbA1C adalah pemeriksaan kadar gula darah rata-rata selama dua sampai 3 bulan.
Secara umum, berikut adalah penafsiran hasil tes HbA1C:
- Normal: kadar HbA1C di bawah 5,7%
- Prediabetes: HbA1C antara 5,7-6,4%
- Diabetes: HbA1C 6,5% atau lebih tinggi pada dua tes yang berbeda
2. Gula darah puasa
Dokter juga mungkin meminta Anda melakukan pemeriksaan gula darah puasa. Untuk menjalani tes ini, Anda harus melakukan puasa setidaknya selama 8 jam sebelum pengambilan sampel darah.
Hasil pemeriksaan gula darah puasa adalah sebagai berikut:
- Normal: kurang dari 100 mg/dl (5,6 mmol/L)
- Prediabetes: 100-125 mg/dL (5,6 atau 6,9 mmol/L)
- Diabetes: 126 mg/dL (7.0 mmol/L) atau lebih
3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO)
Tes ini bisa dilakukan bersamaan dengan tes gula darah puasa karena Anda harus puasa dulu selama 8 jam di malam sebelumnya. Setelahnya, dokter akan meminta Anda meminum larutan gula dan akan memeriksa kadar gula darah Anda 2 jam setelahnya.
Anda dinyatakan mengalami prediabetes apabila hasil tes menunjukkan kadar gula darah 140-199 mg/dL atau 7,8-11,0 mmol/L.
Pengobatan prediabetes
Umumnya, tidak ada penanganan khusus untuk prediabetes. Perubahan gaya hidup sehat yang dilakukan secara konsisten dapat mengembalikan kondisi kadar gula darah Anda menjadi normal kembali, bahkan tanpa obat-obatan
Perubahan gaya hidup ini juga jadi salah satu cara mencegah prediabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi prediabetes, sekaligus mencegah diabetes tipe 2 adalah:
- Menjaga berat badan ideal (BMI berada di antara 18,5-24,9)
- Berolahraga rutin setidaknya 30 menit sehari atau 150 menit dalam seminggu
- Makan makanan bergizi, seperti konsumsi makanan rendah lemak dan memperbanyak asupan serat dari sayur dan buah
- Berhenti merokok atau menjauhi paparan asap rokok
Komplikasi prediabetes
Komplikasi biasanya muncul apabila kondisi prediabetes sudah berkembang menjadi diabetes. Akan tetapi, risiko Anda mengalami komplikasi diabetes akan meningkat saat anda didiagnosis prediabetes.
Beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi apabila prediabetes dibiarkan jadi diabetes tipe 2, antara lain:
- Hipertensi
- Kolesterol tinggi
- Penyakit jantung
- Stroke
- Penyakit ginjal
- Kerusakan saraf
- Perlemakan hati
- Masalah penglihatan, termasuk kebutaan
- Infeksi kulit
- Amputasi
Saat mengalami prediabetes, efek jangka panjang dari diabetes, terutama pada jantung, pembuluh darah, dan ginjal mungkin saja sudah dimulai. Namun, jangan khawatir sebab kondisi ini masih sangat mungkin dicegah untuk jadi lebih buruk.
Menjalani pola hidup sehat di atas dapat membuat kadar gula darah kembali normal dan terhindar dari prediabetes, apalagi diabetes tipe 2.
Waspada jika mulai mengalami gejala-gejala, seperti sering buang air kecil sampai mengganggu waktu tidur, sering haus, sering minum, sampai masalah infeksi genital yang tak kunjung hilang. Sebab ini bisa jadi tanda tubuh mulai mengalami diabetes tipe 2.
Segera periksakan diri Anda ke dokter spesialis penyakit dalam, Diabetes Connection Care milik Eka Hospital Group dapat membantu Anda untuk melakukan pemeriksaan rutin dan menyeluruh bila Anda memiliki faktor risiko tinggi mengalami diabetes.