Sering kali, saat merasa diri tidak memiliki keluhan kesehatan, kita menganggap diri sehat 100% sehingga mulai lengah dalam menjaga kesehatan. Faktanya, beberapa jenis penyakit bisa tidak memiliki gejala sama sekali sampai akhirnya berubah jadi lebih berat, salah satunya adalah masalah jantung.
Maka dari itu, melakukan pemeriksaan kesehatan, alias medical check-up (MCU) secara rutin dapat membantu Anda mendeteksi berbagai penyakit lebih dini, sehingga bisa mendapatkan penanganan sesegera mungkin.
Pentingnya melakukan MCU secara rutin
Medical check-up atau MCU adalah pemeriksaan kesehatan lengkap yang dilakukan secara rutin untuk melihat kondisi kesehatan seseorang. Biasanya, dalam pemeriksaan kesehatan ini, Anda akan melalui serangkaian tes.
Sekalipun tidak memiliki kondisi kesehatan tertentu, melakukan medical check up secara rutin dapat membantu Anda menemukan masalah kesehatan yang terjadi seawal mungkin, bahkan saat perkembangan penyakit tersebut belum dimulai.
Dengan mengetahui kondisi kesehatan Anda lebih awal, keberhasilan pengobatan yang Anda jalani juga akan lebih tinggi dibandingkan jika ditemukan pada tahap akhir.
Bukan hanya keberhasilan pengobatan yang meningkat, biaya yang dikeluarkan untuk berobat pun bisa jadi lebih rendah. Dengan begitu, Anda akan memiliki kesempatan untuk menikmati hidup yang lebih berkualitas dan membahagiakan.
Kapan harus melakukan MCU?
Seberapa sering dan waktu yang tepat untuk melakukan medical check-up akan sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti:
- Kondisi kesehatan keseluruhan
- Riwayat kesehatan Anda
- Riwayat kesehatan keluarga
- Usia
- Gaya hidup
Apabila Anda dalam keadaan normal dan tidak memiliki masalah kesehatan tertentu, satu kali setahun adalah jumlah yang direkomendasikan untuk menjaga sekaligus memantau kesehatan Anda.
Namun, jika Anda memiliki penyakit kronis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, masalah jantung, atau gangguan pernapasan, dokter mungkin akan meminta Anda lebih sering melakukan pemeriksaan.
Tujuan melakukan MCU
Melakukan medical check-up secara rutin dapat membantu Anda memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan. Dengan ini, masalah kesehatan juga dapat dideteksi lebih dini.
Selain itu, beberapa tujuan MCU yang berguna bagi kesehatan Anda, antara lain:
- Memeriksa kondisi kesehatan saat ini
- Melakukan penilaian risiko kesehatan di kemudian hari
- Membantu menjaga gaya hidup sehat
- Mendapatkan vaksinasi rutin
Jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan saat MCU
Ada banyak paket MCU yang disediakan di berbagai fasilitas kesehatan, yang menawarkan berbagai macam paket. Setiap paket mungkin saja menawarkan jenis pemeriksaan yang berbeda-beda.
Pemeriksaan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, berat badan, dan detak jantung jadi pemeriksaan yang hampir selalu dilakukan pada setiap MCU.
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan saat Anda melakukan medical check-up:
1. EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu prosedur pemeriksaan yang bertujuan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi berbagai kelainan jantung, seperti aritmia.
2. Pemeriksaan darah
Ada beberapa hal yang diperiksa saat Anda melakukan pemeriksaan darah. Yang paling sering adalah:
- Hematologi lengkap
- Profil lemak, seperti kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida
- Tes gula darah: gula darah puasa, gula darah 2 jam setelah makan, HbA1C
- Fungsi hati, khususnya SGOT dan SGPT
- Fungsi ginjal, seperti ureum, kreatinin, dan asam urat
Sesuai yang diperiksa, pemeriksaan darah ini dapat melihat berbagai kondisi kesehatan, seperti diabetes, masalah ginjal, masalah hati, masalah jantung dan pembuluh darah, dan kelainan darah lainnya.
3. Pemeriksaan urine
Selain darah, tes laboratorium yang juga dicek adalah pemeriksaan urine, alias urinalisis.
Tergantung apa yang diminta, urinalisis biasanya berguna untuk mendeteksi berbagai penyakit, seperti diabetes, masalah ginjal, dan infeksi saluran kencing.
4. Rontgen dada (toraks)
Beberapa paket MCU juga menyediakan pemeriksaan rontgen dada. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya masalah pada sistem pernapasan.
5. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan menggunakan stetoskop serta kondisi fisik, seperti leher dan kepala, jantung, paru, perut, kulit, persendian, dan saraf.
Tujuannya untuk melihat ada tidaknya abnormalitas pada kondisi fisik.
Selain itu, beberapa paket pemeriksaan kesehatan juga menyediakan pemeriksaan mata, gigi, hingga masalah psikologis.
Gejala aritmia
EKG hampir selalu ada dalam setiap paket MCU, selain pemeriksaan darah. Sebab, EKG jadi modal awal bagi dokter dan pasien untuk mendeteksi masalah jantung.
Salah satu alasannya adalah karena sering kali penyakit jantung tidak memiliki gejala yang khas. Maka, pemeriksaan semacam ini bisa membantu mendeteksi masalah jantung sejak dini, bahkan saat gejalanya tidak muncul.
Salah satu masalah jantung yang bisa dideteksi lewat EKG adalah aritmia. Aritmia adalah kelainan detak jantung, di mana detak jantung bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan.
Beberapa gejala aritmia yang harus Anda waspadai, yaitu:
- Jantung berdebar
- Detak jantung terasa cepat atau sangat lambat
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Kecemasan
- Kelelahan ekstrem
- Pusing
- Keringat berlebih
- Perasaan ingin pingsan atau bahkan pingsan
Mengenal jenis aritmia
Aritmia adalah kelainan detak jantung, yang menyebabkan irama jantung terlalu cepat, lambat, atau berdetak tidak beraturan. Kondisi ini terjadi akibat adanya masalah sinyal listrik pada jantung.
Ada 2 jenis aritmia, yakni:
- Takikardia, saat detak jantung terlalu cepat, yaitu lebih dari 100 detak per menit.
- Bradikardia, ketika jantung berdetak terlalu lambat, yaitu di bawah 60 detak per menit.
Sekilas tentang bradikardia
Bradikardia adalah jenis aritmia di mana detak jantung terlalu lambat, yakni kurang dari 60 detak per menit. Normalnya, dalam keadaan istirahat, detak jantung normal orang dewasa adakah 60-100 detak per menit.
Bradikardia bisa menyebabkan masalah serius karena detak jantung yang terlalu lambat membuat jantung tidak mampu memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh.
Apabila kondisi bradikardia yang dimiliki cukup berat, pemasangan alat pacu jantung (pacemaker) mungkin diperlukan untuk menjaga detak jantung tetap normal.
Pusing, nyeri dada, linglung, hingga pingsan adalah beberapa gejala yang mungkin muncul akibat bradikardia.
Apabila Anda mengalami pingsan, sesak napas, dan nyeri dada yang tidak hilang dalam satu menit, segera ke dokter.
Pengobatan bradikardia
Pengobatan bradikardia cukup beragam tergantung dari tingkat keparahannya. Konsumsi obat bisa jadi salah satunya. Namun, bradikardia yang terlalu berat mungkin butuh intervensi bedah untuk mengatasinya.
Untuk kondisi bradikardia yang berat, pemasangan alat pacu jantung jadi pilihan pengobatan untuk mengatasi bradikardia.
Saat ini, di Indonesia sendiri sudah tersedia alat pacu jantung terkecil di dunia, yang disebut dengan Micra. Eka Hospital jadi salah satu rumah sakit yang menjadi pionir dalam dalam pemasangan alat pacu jantung terkecil ini.
Keuntungan Micra dibandingkan alat pacu jantung konvensional adalah ukurannya yang kecil dan tanpa kabel karena langsung ditempatkan di jantung. Bahkan, Micra juga memungkinkan Anda untuk menjalani pemeriksaan MRI.
Bisakah bradikardia kembali normal?
Kondisi bradikardia bisa saja kembali normal tergantung dari penyebabnya. Jika disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti kadar elektrolit yang terlalu rendah, mengatasi penyebabnya akan menghilangkan bradikardia.
Bradikardia yang tak menimbulkan gejala juga sering kali tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Namun, pada kasus bradikardia berat, pemasangan alat pacu jantung adalah cara terbaik untuk mengembalikan detak jantung normal kembali.
Bradikardia berat yang tidak terdeteksi bisa menyebabkan masalah kesehatan. Itu sebabnya, penting bagi Anda melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko penyakit jantung.
Anda bisa melakukan medical check-up setahun sekali atau sesuai dengan anjuran dokter. Lewat pemeriksaan ini, Anda dan keluarga bisa mendeteksi penyakit sedini mungkin sehingga peluag keberhasilan pengobatannya juga lebih besar.