Apabila Anda memiliki riwayat diabetes atau khawatir mengalami kencing manis, kadar gula darah adalah salah satu hal yang pasti akan Anda perhatikan. Memahami kadar gula darah normal akan membantu Anda mencegah diabetes ataupun mengatasi glukosa darah yang tinggi dalam darah.
Setelah makan, normalnya glukosa yang sudah terserap ke dalam darah akan dimasukkan ke sel tubuh dengan bantuan hormon insulin untuk diubah menjadi energi. Adanya gangguan gangguan produksi atau sensitivitas tubuh pada insulin akan membuat glukosa tetap berada di alirah darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Hal itulah yang membuat kadarnya jadi tinggi. Kadar gula darah yang tinggi terus-menerus berisiko menyebabkan kerusakan berbagai organ. Jadi, berapa kadar gula darah yang normal?
Kadar gula darah normal orang dewasa
Kadar gula darah normal puasa orang dewasa adalah 70-100 mg/dL atau nilai HbA1C 3,9-5,6 mmol/L. Pria dan wanita memiliki rentang kadar gula darah normal yang sama.
Namun, anak-anak dan orang dewasa mungkin punya rentang berbeda.
Sementara itu, bagi orang yang punya diabetes, baik itu diabetes tipe 1 ataupun 2, biasanya dapat berbeda tergantung kondisi. Namun, secara umum, target kadar gula darah normal yang dianjurkan untuk diabetesi adalah 890-130 mg/dL.
Berikut adalah kadar gula darah normal orang dengan diabetes berdasarkan usia:
Usia |
Kadar gula darah normal (sebelum makan/puasa) |
Kadar gula darah 1-2 jam setelah makan |
Kadar gula darah sebelum tidur |
Anak di bawah 6 tahun |
100-180mg/dL |
110-200 mg/dL |
|
Anak 6-12 tahun |
90-180 mg/dL |
100-180 mg/dL |
|
Remaja 13-19 tahun |
90-130 mg/dL |
90-150 mg/dL |
|
Dewasa |
90-130 mg/dL |
<180 mg/dL |
90-150 mg/dL |
Seseorang sering kali dinyatakan diabetes jika memiliki kadar glukosa dalam darah di atas 125 mg/dL. Artinya, seseorang yang punya kadar gula darah antara 100-125 mg/dL perlu waspada karena kondisi ini menunjukkan prediabetes.
Dengan perubahan gaya hidup, prediabetes bisa dicegah agar tidak sampai jadi diabetes tipe 2.
Tanda kadar gula darah tidak normal
Kadar gula darah yang tidak normal, terlalu tinggi ataupun rendah, sama-sama dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Saat kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi, Anda mengalami hiperglikemia. Orang yang memiliki diabetes tidak terkontrol dan beberapa penyakit lainnya bisa mengalami hiperglikemia.
Beberapa gejala hiperglikemia, antara lain:
- Mulut kering
- Sering buang air kecil (poliuria)
- Merasa sangat haus (polidipsia)
- Sering lapar (polifagia)
- Kelelahan ekstrem
- Keliyengan
- Pandangan kabur
- Tubuh terasa lemah
Hiperglikemia tidak selalu berarti Anda memiliki diabetes. Akan tetapi, jika dibiarkan, hiperglikemia dapat menyebabkan produksi insulin berkurang atau tubuh jadi tidak peka lagi terhadap insulin. Kondisi ini bisa menyebabkan diabetes tipe 2.
Sementara itu, kadar gula dalam darah yang terlalu rendah disebut dengan hipoglikemia. Beberapa gejala hipoglikemia, antara lain:
- Bibir kesemutan
- Kelaparan
- Tangan atau tubuh gemetar
- Pucat
- Keringat dingin
- Mengantuk
- Jantung berdebar (palpitasi jantung)
- Kecemasan
- Pusing
- Linglung
Pemeriksaan kadar gula darah
Bagi orang yang punya riwayat diabetes, atau bahkan sudah mengalami diabetes, sangat penting untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang normal.
Maka itu, melakukan pemeriksaan kadar gula darah wajib dilakukan untuk memantau kondisinya. Sebab, hiperglikemia dan hipoglikemia sama-sama berdampak fatal.
Pemantauan kadar glukosa darah secara rutin juga jadi salah satu cara untuk melakukan evaluasi manajemen diabetes. Untuk pemantauan, Anda dapat melakukannya dengan menggunakan alat tes gula darah (glukometer) mandiri.
Namun, untuk pemeriksaan dan diagnosis awal diabetes, beberapa jenis pemeriksaan kadar gula darah yang mungkin dilakukan, meliputi:
- Tes gula darah sewaktu
- Tes gula darah puasa
- Tes toleransi glukosa oral (TTGO)
- Pemeriksaan HbA1C
Cara menjaga kadar gula darah normal
Menjaga kadar gula darah dalam batas normal penting dilakukan, baik punya diabetes ataupun tidak.
Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kadar gula darah normal, antara lain:
- Makan makanan bergizi seimbang
- Perbanyak makan sayur dan buah
- Olahraga intensitas ringan hingga sedang selama 150 menit dalam seminggu atau 30 menit sehari
- Menjaga berat badan ideal
- Makan teratur (jangan melewatkan waktu makan)
- Penuhi kebutuhan cairan
Cara di atas bukan hanya untuk menjaga kadar glukosa darah, tapi juga bisa mencegah Anda mengalami diabetes tipe 2 jika dilakukan secara konsisten.
Jika berbagai cara di atas tidak berhasil membuat kadar glukosa darah Anda kembali normal, segera konsultasikan ke dokter spesialis. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mencari penyebab hiperglikemia atau hipoglikemia yang Anda alami.
Apabila diabetes jadi penyebab kadar gula darah yang tidak normal, tanyakan pada dokter tentang apa saja yang harus Anda lakukan untuk mengembalikannya. Dokter akan memberikan berbagai saran medis, mulai dari pengobatan yang diperlukan hingga perubahan gaya hidup yang sebaiknya dijalani.
Di Eka Hospital memiliki dokter spesialis yang akan membantu Anda. Apalagi di rumah sakit ini juga memiliki layanan berupa klinik edukasi diabetes dalam program Diabetes Connection Care sebagai Pusat Diabetes Terintegrasi.
Di klinik ini ada beberapa pelayanan seperti: Pelatihan injeksi insulin pemantauan dan glukosa, Perencanaan makan, Pelatihan kaki, Kepatuhan pengobatan, Perencanaan perjalanan, Penanganan gawat darurat, dan Mengelola pertemuan/kelompok latihan Klub Diabetes.
Diabetes Connection Care
Diabetes Connection Care dipimpin oleh Prof.Dr.dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE. Diabetes Connection Care ini memiliki pelayanan penanganan diabetes dan perawatan kaki diabetes yang komprehensif dengan memadukan keahlian dokter spesialis konsultan diabetes endokrinologi (Sp.PD-KEMD) dengan dokter konsultan bedah vaskular.
Diabetes Connection Care memiliki peralatan lengkap untuk mendeteksi komplikasi diabetes terhadap mata, jantung, saraf, dan pembuluh darah kaki.
Pusat diabetes terintegrasi ini juga mengadopsi dan menerapkan strategi klinis dan berfokus pada pengurangan risiko yang komprehensif berdasarkan standar yang diakui secara internasional.