Miom adalah pertumbuhan tumor di dalam otot rahim. Meski tidak berbahaya, miom tetap perlu ditangani dengan tepat, terutama jika ukurannya membesar atau bahkan menimbulkan keluhan.
Penyebab Miom
Riwayat keluarga. Secara genetik miom tidak diturunkan namun sering kali miom terjadi pada wanita yang ada keluhan riwayat keluarga. Seorang wanita lebih mungkin terkena tumor jinak ini jika memiliki anggota keluarga lain yang mengidapnya.
Obesitas. Orang yang kelebihan berat badan atau memiliki tekanan darah tinggi mungkin berisiko lebih tinggi terkena kondisi ini.
Usia. Kondisi ini umum terjadi seiring bertambahnya usia. Misalnya pada wanita berusia 30-an, 40-an, dan 50-an. Setelah menopause, tumor jinak ini cenderung mengecil bahkan menghilang.
Jenis-Jenis Miom
Berikut ini berbagai jenis miom berdasarkan lokasi tumbuhnya:
- Intramural. Miom yang muncul di dalam lapisan otot rahim. Ini merupakan miom yang paling umum terjadi. Pada beberapa kondisi, miom ini bisa tumbuh lebih besar dan dapat meregangkan rahim.
- Subserosa. Terbentuk di lapisan luar rahim, yang bernama serosa. Miom ini mungkin tumbuh cukup besar, sehingga membuat rahim tampak lebih besar di satu sisi.
- Bertangkai. Merupakan miom subserosa yang tumbuh di lapisan luar rahim, dengan bagian yang menjuntai mirip ranting. Pada beberapa kondisi, miom ini tampak mirip menyerupai jamur.
- Submukosa. Jenis ini berkembang di lapisan dalam rahim. Namun, kemunculan fibroid submukosa tidak sesering jenis tumor lainnya, sering kali menimbulkan pendarahan haid banyak.
- Serviks. Miom yang berkembang di leher rahim, daerah yang menghubungkan rahim ke vagina. Jenis ini cukup jarang ditemukan.
Gejala Miom
- Pendarahan menstruasi yang terjadi lebih dari 7 hari
- Nyeri dan pendarahan menstruasi yang sangat hebat
- Pendarahan vagina yang terjadi di luar periode haid
- Nyeri punggung bawah
- Nyeri panggul
- Sering buang air kecil
- Pendarahan setelah berhubungan intim
- Perut terasa penuh, kembung, atau begah
- Perut membesar, yang tampak seperti sedang hamil
Mioma uteri juga bisa menimbulkan gejala yang kambuhan, atau bisa saja makin parah pada periode pendarahan menstruasi yang berikutnya. Miom juga bisa menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan memperoleh momongan, khususnya pada miom submukosa. Bahkan bisa menyebabkan letih, lesu, dan sulit berkonsentrasi bila sudah terjadi komplikasi, berupa anemia, karena pendarahan yang banyak.
Diagnosis Miom
Miom bisa sulit dikenali, karena gejalanya kadang mirip dengan kista rahim. Jadi, dokter perlu melakukan anamnesis yang diikuti dengan pemeriksaan fisik. Hasil kedua pemeriksaan ini akan dipastikan dengan hasil pemeriksaan penunjang, baik dengan USG, CT-Scan, MRI.
Setelah diketahui letak, jumlah, ukuran, dan gejala miom yang dikeluhkan, serta keparahan miom, dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan memberikan penanganan yang sesuai. Kondisi kesehatan, riwayat penyakit yang dialami penderita miom, serta usia, rencana kehamilan, dan kemungkinan terjadinya menopause dalam waktu dekat, juga menjadi pertimbangan dalam penanganan yang diberikan.
Mengingat gejala yang ditimbulkan mioma uteri menyerupai kista, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk memastikan penyebab dari keluhan yang dirasakan saat ini. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat sebelum mioma uteri tumbuh besar hingga menyebabkan komplikasi.
Jika Anda merasa perlu mendapatkan kepastian mengenai kondisi kesehatan Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk yang saat ini berpraktik di Eka Hospital Cibubur untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
ETWCC adalah pusat layanan kanker terpadu dari Eka Hospital. Di sini Anda bisa mendapatkan konsultasi hingga pengobatan terbaik seputar penyakit kanker.