Home>Artikel Kesehatan>Family Hospital>

Mengenal Gangguan Gastrointestinal pada Anak: Gejala dan Cara Menanganinya

Artikel Kesehatan

Mengenal Gangguan Gastrointestinal pada Anak: Gejala dan Cara Menanganinya

Gangguan Gastrointestinal

Gangguan gastrointestinal adalah sebutan untuk berbagai penyakit yang memengaruhi saluran pencernaan, saluran yang mengalir dari mulut ke anus.

Gangguan GI umum termasuk sindrom iritasi usus besar (IBS), refluks asam, gangguan pencernaan seperti GERD, kanker usus besar, dan wasir. Gangguan ini bisa terjadi kepada siapa saja termasuk pada anak-anak.

Saluran gastrointestinal berfungsi memecah makanan sehingga tubuh dapat menyerap dan mencerna nutrisi serta membuang produk limbah pencernaan agar tubuh tetap sehat.

Banyak penyakit GI terjadi akibat makanan dikonsumsi sehari-hari. Oleh karena itu orangtua perlu memperhatikan jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi anak agar terhindar dari penyakit ini.

Ada dua jenis gangguan gastrointestinal yang bisa dialami anak yaitu: fungsional dan struktural. Beberapa contoh termasuk kolitis, keracunan makanan, intoleransi laktosa, dan juga diare.

Apa itu gangguan gastrointestinal fungsional?

Gangguan gastrointestinal fungsional adalah penyakit ketika saluran GI terlihat normal saat diperiksa atau tidak ditemukan kelainan struktural atau fisiologis yang dapat diukur secara objektif tetapi tidak bergerak dengan baik.

Sembelit fungsional, sindrom iritasi usus (IBS), dan dispepsia fungsional adalah contoh umum dari gangguan gastrointestinal fungsional.
 Banyak faktor yang dapat mengganggu saluran GI dan motilitasnya (kemampuan untuk terus bergerak), termasuk:

  • Makan diet rendah serat
  • Tidak cukup berolahraga
  • Bepergian atau perubahan rutinitas lainnya
  • Mengonsumsi produk susu dalam jumlah besar
  • Menahan keinginan buang air besar, kemungkinan karena wasir
  • Terlalu sering menggunakan obat antidiare yang seiring waktu melemahkan gerakan otot usus yang disebut motilitas
  • Mengonsumsi obat antasida yang mengandung kalsium atau alumunium
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu terutama antidepresan, pil zat besi, dan obat pereda nyeri kuat seperti narkotika
  • Kehamilan

Beberapa orang juga memiliki kepekaan yang meningkat pada organ saluran GI. Ini dapat membuat merasakan sakit atau tidak nyaman bahkan ketika organ berfungsi normal.

Apa itu gangguan gastrointestinal struktural?

Gangguan gastrointestinal struktural adalah penyakit ketika usus terlihat tidak normal saat diperiksa dan juga tidak berfungsi dengan baik. Terkadang, kelainan struktural perlu diangkat melalui pembedahan.

Contoh gangguan GI struktural termasuk striktur, stenosis, wasir, penyakit divertikular, polip usus besar, kanker usus besar, dan penyakit radang usus.

Gangguan gastrointestinal yang paling umum dialami anak

Ada beberapa gangguan gastrointestinal yang paling umum dilihat dokter pada anak, di antaranya adalah:

1. Sakit Perut
Nyeri perut fungsional kronis terjadi pada sekitar 15% dari semua anak. Namun nyeri perut kronis tanpa tanda bahaya jarang dikaitkan dengan penyakit organik.

Selain memunculkan adanya tanda bahaya, gejala tertentu cenderung tidak terkait dengan penyakit organik, nyeri yang berlangsung kurang dari 6 menit setiap kali, nyeri saat bangun tidur, dan nyeri saat hendak tidur.

Semakin dekat rasa sakit ke pusar (umbilikus), semakin kecil kemungkinannya untuk menjadi organik. Setiap anak dengan sakit perut kronis harus menjalani anamnesis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dan sebagian besar anak harus menjalani skrining untuk penyakit organik.

2. Diare
Diare umumnya dianggap kronis bila berlangsung lebih dari 4 minggu. Ada banyak sekali penyebab diare kronis. Diare kronis pada bayi muda paling baik ditangani oleh ahli gastroenterologi anak.

Intoleransi laktosa umum terjadi pada anak-anak dan biasanya berkembang setelah usia 2 tahun. Selain menyebabkan diare, konsumsi susu atau produk susu lainnya dapat menyebabkan perut kembung dan sakit perut.

Ini dapat dikelola dengan membatasi laktosa dalam makanan atau memberikan laktase saat anak konsumsi laktosa. Anak yang menghindari produk susu harus diberi suplemen kalsium dan vitamin D.

3. Muntah
Muntah berulang dapat bersifat kronis atau siklik. Muntah kronis muncul dengan emesis setiap hari. Anak-anak mengalami 1 sampai 2 muntah per hari dan tidak terlalu sakit atau dehidrasi.

Penyebab gangguan GI mendominasi di antara penyebab muntah berulang yang umum di antaranya adalah esofagitis eosinofilik, penyakit tukak lambung, dan penyakit Crohn.

4. Sembelit
Sembelit memengaruhi hingga 30% anak-anak dan menyumbang sekitar 5% dari semua kunjungan ke dokter anak. Kasus yang paling umum terjadi adalah konstipasi fungsional pada anak-anak sehat berusia 1 tahun ke atas.

Biasanya didiagnosis dengan adanya feses yang keras dan nyeri yang sulit dikeluarkan dan dapat disertai dengan postur retentif.

5. Berat badan tidak naik
Kondisi ini disebut sebagai gagal tumbuh atau malnutrisi. Pertambahan berat badan yang buruk biasanya disebabkan oleh asupan kalori yang tidak mencukupi.

Sebagian besar anak tidak memerlukan pemeriksaan tambahan kecuali orangtua tidak menanggapi terapi lini pertama.

6. Gangguan makan
Pediatric feeding disorder atau PFD didefinisikan sebagai gangguan asupan oral yang tidak sesuai dengan usia dan berhubungan dengan medis, nutrisi, keterampilan makan dan/atau disfungsi psikososial.

PFD adalah umum dan terlihat pada sekitar 1 dari 30 anak kecil dan pada 1 dari 4 anak kecil dengan penyakit kronis lainnya, sering berdampingan juga dengan malnutrisi.

Bisakah gangguan gastrointestinal dicegah?

Banyak penyakit gastrointestinal dapat dicegah atau diminimalkan dengan mempertahankan gaya hidup sehat, mempraktikkan kebiasaan buang air besar yang baik dan melakukan skrining kanker.

Jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau polip, kolonoskopi dapat direkomendasikan pada usia muda. Biasanya, kolonoskopi direkomendasikan 10 tahun lebih muda dari anggota keluarga yang terkena.

Misalnya, jika ada saudara yang didiagnosis menderita kanker kolorektal atau polip pada usia 45 tahun, anak harus mulai melakukan skrining pada usia 35 tahun.

Poliklinik Anak Family Hospitals

Masalah kesehatan anak seperti di atas bisa ditangani di poliklinik anak Family Hospitals. Di poliklinik ini menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas dengan dokter-dokter yang berpengalaman, profesional serta ramah.

Untuk menyenangkan anak-anak saat berobat, ruang poliklinik didesain khusus dengan melukis tokoh kartun pada dinding koridor serta tempat bermain di ruang tunggu. Ada juga ruang menyusui dan ruang ganti bayi di klinik.

Penyakit yang ditangani di poliklinik anak family hospitals antara lain:

  • Gangguan alergi dan imunologi
  • Gangguan pulmonologi seperti asma dan pneumonia
  • Gangguan saluran kemih dan ginjal seperti infeksi saluran kemih dan hidronefrosis
  • Gangguan gastrointestinal seperti diare, konstipasi, Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan Typhoid Fever
  • Gangguan neurologi seperti epilepsi dan kejang demam.

Sementara itu pelayanan yang diberikan di poliklinik anak family hospitals sebagai berikut:

  • Diagnosis dan Tatalaksana Kesehatan Dasar
  • Imunisasi Dasar dan Booster
  • Asesmen Pertumbuhan dan Perkembangan
  • Children’s Dentistry by Radental
  • Nefrologi Anak
  • Neurologi Anak 
  • Gastrologi Anak
  • Neonatologi.

Dokter Spesialis Anak di RS Family Hospital

Jika si Kecil mengalami gejala gangguan gastrointestinal, Anda bisa membawanya ke RS Family Hospital. 

Family Hospital memiliki banyak dokter spesialis anak yang kompeten untuk membantu mengatasi masalah kesehatan anak Anda, termasuk asma.

Dokter-dokter RS Family Hospital dapat menganjurkan berbagai perawatan yang tepat untuk mengatasinya. 

Berikut ini beberapa dokter spesialis anak terbaik RS Family Hospital yang dapat Anda ajak untuk berkonsultasi:

1. dr. Irene Melinda Louis, Sp.A
dr. Irene Melinda Louis, Sp.A adalah seorang dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Sam Ratulangi untuk pendidikan dokter umum dan Department of Pediatrics Davao Doctors Hospital Philippines untuk pendidikan spesialis anak.

Beliau mengikuti berbagai pelatihan atau kursus seperti Manajemen Makanan Pendamping ASI (MPASI), Patient Safety Workshop, Workshop SPSS basic & Research methodologies, dan masih banyak lagi.

Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

2. dr. Boris Januar, Sp. A
dr. Boris Januar, Sp. A adalah seorang dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya untuk pendidikan dokter umumnya dan juga merupakan lulusan Universitas Indonesia (UI) untuk pendidikan spesialis anak.

Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

3. dr. Dasman, Sp.A
dr. Dasman, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Tarumanegara (Untar) untuk pendidikan dokter umum dan lulusan Adventist Medical Center Manila untuk pendidikan spesialisnya.

Beliau juga mengikuti pelatihan PALS dan juga Neonatus Resuscitation Course. Tak hanya itu ia juga punya pengalaman yang banyak di bidangnya seperti pernah membantu persalinan bayi dengan kondisi prematur 30 minggu dengan berat 1.100 gram saat bekerja di RSUD Trikora Salakan. Akhirnya bayi dan sang ibu selamat dan juga sang anak lahir dalam keadaan sehat.

Beliau juga pernah menangani pasien anak dengan syok karena demam berdarah saat masih bertugas di RSUD Trikora Salakan dan pasien selamat.

dr. Dasman, Sp.A tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

4. dr. Andy Setiawan, Sp.A
dr. Andy Setiawan, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Indonesia (UI) untuk pendidikan dokter umum dan spesialisasi, dan juga lulusan Fellow Neonatology – FKUI RSCM untuk sub-spesialisasi.

Beliau mengikuti banyak pelatihan dan kursus seperti Module 1: Delivery Room Management, Module 2: Surfactant and Non-Invasive Ventilation, Module 3; Mechanical Ventilation of the Newborn, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Beliau bahkan menyabet beberapa penghargaan seperti KOLEGIUM KESEHATAN ANAK INDONESIA, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Bayi Berat Lahir Rendah, dan Workshop ‘Klinis Praktis Penanganan Bayi di NICU’. 

Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

5. dr. Harris Alfan, Sp.A
dr. Harris Alfan, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Katolik Atmajaya untuk pendidikan dokter umum dan University of Santo Tomas Hospital, Manila, Philippines untuk pendidikan spesialisasi.

Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).


Jika ingin berkonsultasi dengan dokter-dokter di atas atau dokter spesialis anak yang dimiliki Family Hospital, Anda bisa buat janji melalui layanan Appointment Center Eka Hospital di 1-500-129 atau buat janji konsultasi dengan dokter via booking dokter Eka Hospital.

Bagikan

  • Very Well Health., https://www.verywellhealth.com/gastrointestinal-diseases-5216782

    Diakses pada 11 June 2023

  • Cleveland Clinic., https://my.clevelandclinic.org/health/articles/7040-gastrointestinal-diseases#:~:text=Other%20functional%20and%20structural%20diseases,)%2C%20intestinal%20pseudo%2Dobstruction%2C

    Diakses pada 11 June 2023

  • Contemporary Pediatrics., https://www.contemporarypediatrics.com/view/gastrointestinal-disorders-red-flags-and-best-treatments

    Diakses pada 11 June 2023

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved