Asma adalah penyakit paru-paru kronis (jangka panjang) yang memengaruhi saluran udara, tabung yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru.
Ketika mengidap asma, saluran udara bisa meradang dan menyempit hingga menyebabkan mengi, batuk, dan sesak napas. Ketika gejala-gejala ini menjadi lebih buruk dari biasanya, itu disebut serangan asma.
Asma bisa berpengaruh pada anak-anak biasanya sebelum usia 5 tahun. Banyak anak menderita asma dan ini merupakan penyakit kronis masa anak-anak yang paling umum.
Penyakit ini bisa mengganggu aktivitas anak, namun dengan perawatan yang tepat dapat membantu mengelola asma. Simak penjelasan lebih detailnya pada artikel ini!
Apa penyebab asma pada anak?
Penyebab pasti asma tidak diketahui, bisa dikarenakan genetika dan lingkungan. Serangan asma dapat terjadi ketika anak terpapar pemicu asma. Pemicu asma adalah sesuatu yang dapat memicu atau memperburuk gejala asma. Pemicu yang berbeda dapat menyebabkan berbagai jenis asma:
- Asma alergi yang disebabkan oleh alergen: Alergen adalah zat yang menyebabkan reaksi alergi seperti tungau debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari dari rumput, pohon, dan gulma, limbah dari hama seperti kecoa dan tikus.
- Asma non-alergi disebabkan oleh pemicu yang bukan alergen seperti: Menghirup udara dingin, obat-obatan tertentu, bahan kimia rumah tangga, infeksi seperti pilek dan flu, polusi udara luar ruangan, asap tembakau
- Asma akibat olahraga terjadi selama latihan fisik
Anak-anak mana yang berisiko terkena asma?
Seorang anak mungkin lebih berisiko menderita asma jika dia:
- Anak usia 5-17 tahun
- Memiliki anggota keluarga yang menderita asma
- Memiliki alergi makanan, eksim, atau alergi hidung
- Terpapar asap rokok
- Terpapar polusi udara
- Memiliki masalah kesehatan lain seperti kelebihan berat badan
Gejala asma pada anak
Gejala dapat terjadi sedikit berbeda pada setiap anak. Banyak anak penderita asma mengalami saat-saat ketika mereka hanya memiliki sedikit gejala. Mereka juga memiliki saat-saat ketika gejala kambuh:
- Batuk di siang hari, malam hari, atau bahkan keduanya
- Suara mengi atau siulan yang terdengar saat anak bernapas
- Sesak dada
- Masalah pernapasan seperti sesak napas, napas cepat, napas terengah-engah
- Merasa lelah
- Lingkaran merah di bawah mata
- Anak menjadi rewel
- Kesulitan makan atau mengisap (pada bayi)
Diagnosis asma pada anak
Asma adalah diagnosis klinis. Namun, ada beberapa tes yang dapat digunakan untuk membantu mendukung diagnosis asma, tergantung pada usia anak dan keadaan klinisnya.
Untuk mendiagnosis asma, dokter akan dapat merekomendasikan tes:
- Spirometri: Adalah alat yang digunakan untuk memeriksa fungsi paru-paru. Ini biasanya dapat dilakukan mulai sekitar usia 5 tahun
- Peak flow monitoring: Digunakan untuk mengukur jumlah udara yang dapat diembuskan anak dari paru-paru.
- Rontgen dada: Tes diagnostik ini melihat gambar jaringan internal, tulang, dan organ. Ini dapat membantu mengesampingkan kondisi lain yang tampak mirip dengan asma, tetapi mungkin tampak normal jika anak menderita asma.
- Tes alergi: Tes ini dapat membantu mengidentifikasi pemicu asma, tetapi tidak dengan sendirinya mendiagnosis asma.
- Pemeriksaan fisik
- Riwayat kesehatan
Pengobatan Asma untuk Anak
Perawatan akan bergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak. Itu juga akan tergantung pada seberapa parah kondisinya.
Dokter akan mungkin merujuk anak ke spesialis paru atau spesialis alergi. Kedua spesialis ini memiliki keahlian dalam mengobati penyakit asma. Perawatan anak didasarkan pada seberapa parah gejalanya dan seberapa baik mereka dikendalikan.
Selain itu orangtua juga perlu membuat rencana perawatan yang mencakup untuk mengelola gejala asma dan mencegah serangan asma seperti:
- Strategi untuk menghindari pemicu: Misalnya jika asap rokok menjadi pemicu bagi anak, orangtua tidak boleh membiarkan siapa pun merokok di rumah atau di mobil.
- Obat pereda jangka pendek: Juga disebut obat pereda cepat. Obat-obat ini membantu mencegah gejala atau meredakan gejala selama serangan asma. Mereka termasuk inhaler untuk anak setiap serangan. Mungkin juga termasuk jenis obat lain yang bekerja dengan cepat untuk membuka saluran udara anak sehingga udara dapat mengalir.
- Mengontrol obat-obatan: Obat-obatan bekerja untuk mengurangi peradangan saluran napas dan mencegah penyempitan saluran udara. Tidak semua anak akan minum obat kontrol. Apakah anak membutuhkannya tergantung pada seberapa parah asmanya dan seberapa sering anak mengalami gejala.
Komplikasi asma pada anak
Asma yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan:
- Serangan asma yang parah
- Kerusakan permanen pada saluran udara
- Peningkatan waktu di rumah sakit atau UGD
Pencegahan asma untuk anak
Asma tidak dapat dicegah sepenuhnya. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kemungkinan anak terkena asma termasuk:
- Menghindari asap rokok
- Menghindari polusi udara
- Menghindari pemicu yang diketahui
- Mengelola gejala dengan hati-hati
- Minum obat sesuai petunjuk
Apa yang bisa dilakukan orangtua pada anaknya yang mengidap asma?
Orangtua dapat membantu mengelola asma anak dengan:
- Cari tahu pemicu asma anak dan jauhkan dari mereka
- Memberikan anak obat sesuai petunjuk untuk mencegah gejala
- Membuat dan mengatur ‘Rencana Tindakan Asma’
- Mengawasi dengan cermat tanda dan gejala asma untuk mengetahui kapan menjadi semakin parah
- Mengetahui apa yang harus dilakukan ketika asma memburuk
- Memastikan anak memiliki pengobatan darurat
Poliklinik Anak Family Hospitals
Masalah kesehatan anak seperti di atas bisa ditangani di poliklinik anak Family Hospitals. Di poliklinik ini menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas dengan dokter-dokter yang berpengalaman, profesional serta ramah.
Untuk menyenangkan anak-anak saat berobat, ruang poliklinik didesain khusus dengan melukis tokoh kartun pada dinding koridor serta tempat bermain di ruang tunggu. Ada juga ruang menyusui dan ruang ganti bayi di klinik.
Penyakit yang ditangani di poliklinik anak family hospitals antara lain:
- Gangguan alergi dan imunologi
- Gangguan pulmonologi seperti asma dan pneumonia
- Gangguan saluran kemih dan ginjal seperti infeksi saluran kemih dan hidronefrosis
- Gangguan gastrointestinal seperti diare, konstipasi, Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan Typhoid Fever
- Gangguan neurologi seperti epilepsi dan kejang demam.
Sementara itu pelayanan yang diberikan di poliklinik anak family hospitals sebagai berikut:
- Diagnosis dan Tatalaksana Kesehatan Dasar
- Imunisasi Dasar dan Booster
- Asesmen Pertumbuhan dan Perkembangan
- Children’s Dentistry by Radental
- Nefrologi Anak
- Neurologi Anak
- Gastrologi Anak
- Neonatologi.
Dokter Spesialis Anak di RS Family Hospital
Jika si Kecil mengalami gejala asma, Anda bisa membawanya ke RS Family Hospital.
Family Hospital memiliki banyak dokter spesialis anak yang kompeten untuk membantu mengatasi masalah kesehatan anak Anda, termasuk asma.
Dokter-dokter RS Family Hospital dapat menganjurkan berbagai perawatan yang tepat untuk mengatasinya.
Berikut ini beberapa dokter spesialis anak terbaik RS Family Hospital yang dapat Anda ajak untuk berkonsultasi:
1. dr. Irene Melinda Louis, Sp.A
dr. Irene Melinda Louis, Sp.A adalah seorang dokter spesialis anak dengan lulusan dokter umum dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Indonesia dan pendidikan dokter spesialis anak dari Department of Pediatrics Davao Doctors Hospital, Philippines. Dan beliau mengenyam pendidikan lanjutan lagi utk Clinical Fellowship Program di bidang respiratory, asthma, allergy and sleep di National University Hospital, Singapore.
Beliau mengikuti berbagai pelatihan khusus utk Manajemen Makanan Pendamping ASI (MPASI), Pediatric Advanced Life Support dan Neonatal Advanced Life Support, Pediatric Sleep Polysomnography dan masih banyak lagi.
Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Singapore Paediatrics Society (SPS)
2. dr. Boris Januar, Sp. A
dr. Boris Januar, Sp. A adalah seorang dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya untuk pendidikan dokter umumnya dan juga merupakan lulusan Universitas Indonesia (UI) untuk pendidikan spesialis anak.
Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
3. dr. Dasman, Sp.A
dr. Dasman, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Tarumanegara (Untar) untuk pendidikan dokter umum dan lulusan Adventist Medical Center Manila untuk pendidikan spesialisnya.
Beliau juga mengikuti pelatihan PALS dan juga Neonatus Resuscitation Course. Tak hanya itu ia juga punya pengalaman yang banyak di bidangnya seperti pernah membantu persalinan bayi dengan kondisi prematur 30 minggu dengan berat 1.100 gram saat bekerja di RSUD Trikora Salakan. Akhirnya bayi dan sang ibu selamat dan juga sang anak lahir dalam keadaan sehat.
Beliau juga pernah menangani pasien anak dengan syok karena demam berdarah saat masih bertugas di RSUD Trikora Salakan dan pasien selamat.
dr. Dasman, Sp.A tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
4. dr. Andy Setiawan, Sp.A
dr. Andy Setiawan, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Indonesia (UI) untuk pendidikan dokter umum dan spesialisasi, dan juga lulusan Fellow Neonatology – FKUI RSCM untuk sub-spesialisasi.
Beliau mengikuti banyak pelatihan dan kursus seperti Module 1: Delivery Room Management, Module 2: Surfactant and Non-Invasive Ventilation, Module 3; Mechanical Ventilation of the Newborn, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Beliau bahkan menyabet beberapa penghargaan seperti KOLEGIUM KESEHATAN ANAK INDONESIA, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Bayi Berat Lahir Rendah, dan Workshop ‘Klinis Praktis Penanganan Bayi di NICU’.
Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
5. dr. Harris Alfan, Sp.A
dr. Harris Alfan, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Katolik Atmajaya untuk pendidikan dokter umum dan University of Santo Tomas Hospital, Manila, Philippines untuk pendidikan spesialisasi.
Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Jika ingin berkonsultasi dengan dokter-dokter di atas atau dokter spesialis kandungan yang dimiliki Grand Family Hospital, Anda bisa buat janji melalui layanan Appointment Center Eka Hospital di 1-500-129 atau buat janji konsultasi dengan dokter via booking dokter Eka Hospital.