Home>Artikel Kesehatan>Family Hospital>

Anak Kejang Demam: Ini yang Perlu Diketahui dan Diwaspadai Orangtua

Artikel Kesehatan

Anak Kejang Demam: Ini yang Perlu Diketahui dan Diwaspadai Orangtua

Anak Kejang Demam

Kejang demam adalah kejang yang dapat terjadi saat anak mengalami demam di atas 38 derajat celcius. Kejang bisa berlangsung selama beberapa menit dan berhenti dengan sendirinya. Namun, demam dapat berlanjut selama beberapa waktu.

Kebanyakan kejang demam dapat sembuh tanpa pengobatan dan tidak menyebabkan masalah kesehatan lain.

Meski begitu, orangtua perlu mengetahui tindakan yang tepat saat anak mengalami kejang demam. Simak penjelasan lengkap tentang kejang demam pada anak ini selengkapnya di artikel ini!

Gejala anak kejang demam

Biasanya, anak yang mengalami kejang demam gemetar dan kehilangan kesadaran. Terkadang, tubuh anak juga menjadi sangat kaku atau berkedut hanya di satu area tubuh.

Seorang anak yang mengalami kejang demam:

  • Demam lebih tinggi dari 38 derajat celcius
  • Hilang kesadaran
  • Kaku atau sentakan lengan dan kaki

Kejang demam diklasifikasikan sebagai sederhana atau kompleks:

  • Kejang demam sederhana: Jenis yang paling umum ini berlangsung dari beberapa detik hingga 15 menit. Kejang demam sederhana tidak berulang dalam periode 24 jam dan tidak spesifik pada satu bagian tubuh.
  • Kejang demam kompleks: Jenis ini berlangsung lebih lama dari 15 menit, terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam atau terbatas pada satu sisi tubuh anak.

Kejang demam paling sering terjadi dalam 24 jam setelah timbulnya demam dan dapat menjadi tanda pertama bahwa seorang anak sedang sakit.

Penyebab kejang demam

Penyebab anak kejang demam sering tidak diketahui dengan pasti, namun banyak dokter beranggapan hal ini terkait dengan suhu badan yang tinggi saat demam. 

Selain itu ada kemungkinan hubungan genetik dengan kejang demam, karena peluang terjadinya kejang meningkat ketika anggota keluarga dekat memiliki riwayat kejang demam.

Umumnya, demam tinggi pada anak disebabkan oleh infeksi. Contoh umum adalah cacar air, flu, infeksi telinga tengah, atau radang amandel.

Dalam kasus yang sangat jarang, kejang demam dapat terjadi setelah anak mendapatkan vaksinasi.

Apa yang harus dilakukan orangtua saat anak mengalami kejang demam?

Jika anak mengalami kejang demam, orangtua harus tetap tenang dan melakukan beberapa hal ini:

  • Letakkan anak dengan lembut di lantai
  • Jauhkan semua objek atau barang-barang yang ada di dekatnya
  • Tempatkan anak miring untuk mencegah tersedak
  • Longgarkan pakaian apa pun yang ada di sekitar kepala dan lehernya
  • Perhatikan tanda-tanda masalah pernapasan, termasuk warna kebiruan di wajah
  • Cobalah untuk memantau berapa lama kejang berlangsung.

Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau wajah anak berubah menjadi membiru, itu mungkin jenis kejang yang serius dan segera hubungi ambulans.

Penting juga untuk mengetahui apa yang tidak boleh orangtua lakukan selama anak mengalami kejang demam:

  • Jangan mencoba memegang atau menahan tubuh anak
  • Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak
  • Jangan coba-coba memberikan obat penurun demam pada anak
  • Jangan mencoba memasukkan anak ke dalam air dingin atau suam-suam kuku untuk mendinginkannya.

Kapan harus ke dokter?

Temui dokter anak sesegera mungkin setelah kejang demam pertama yang dialami anak, meskipun hanya berlangsung beberapa detik. Panggil ambulans untuk membawa anak ke ruang gawat darurat jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau disertai dengan:

  • Muntah
  • Leher kaku
  • Masalah pernapasan
  • Kantuk yang ekstrem

Dokter mungkin merekomendasikan pengobatan standar untuk demam yaitu acetaminophen atau ibuprofen. Memberikan obat-obatan ini sepanjang waktu tidak dianjurkan dan tidak akan mencegah kejang demam.

Dokter mungkin akan meresepkan obat antikejang untuk diberikan di rumah jika anak mengalami lebih dari satu atau dua kali kejang demam yang berlangsung lebih dari 5 menit.

Atasi kejang demam di poliklinik anak Family Hospital

Kondisi kejang demam pada anak tentunya mengkhawatirkan Anda sebagai orangtua. Namun tak perlu panik. Anda dapat membawa si Kecil ke poliklinik anak Family Hospital.

Family Hospital didukung oleh dokter spesialis anak yang berpengalaman dan ramah yang akan membantu mengatasi masalah kesehatan si Kecil.

Untuk menyenangkan anak-anak saat berobat, ruang poliklinik didesain khusus dengan melukis tokoh kartun pada dinding koridor serta tempat bermain di ruang tunggu. Ada juga ruang menyusui dan ruang ganti bayi di klinik.

Penyakit yang ditangani di poliklinik anak family hospitals antara lain:

  • Gangguan alergi dan imunologi
  • Gangguan pulmonologi seperti asma dan pneumonia
  • Gangguan saluran kemih dan ginjal seperti infeksi saluran kemih dan hidronefrosis
  • Gangguan gastrointestinal seperti diare, konstipasi, Irritable Bowel Syndrome (IBS) dan Typhoid Fever
  • Gangguan neurologi seperti epilepsi dan kejang demam.

Sementara itu pelayanan yang diberikan di poliklinik anak family hospitals sebagai berikut:

  • Diagnosis dan Tatalaksana Kesehatan Dasar
  • Imunisasi Dasar dan Booster
  • Asesmen Pertumbuhan dan Perkembangan
  • Children’s Dentistry by Radental
  • Nefrologi Anak
  • Neurologi Anak 
  • Gastrologi Anak
  • Neonatologi.

Dokter Spesialis Anak di RS Family Hospital

Jika si Kecil mengalami gejala epilepsi, Anda bisa membawanya ke RS Family Hospital. 

Family Hospital memiliki banyak dokter spesialis anak yang kompeten untuk membantu mengatasi masalah kesehatan anak Anda, termasuk diare.

Dokter-dokter RS Family Hospital dapat menganjurkan berbagai perawatan yang tepat untuk mengatasinya. 

Berikut ini beberapa dokter spesialis anak terbaik RS Family Hospital yang dapat Anda ajak untuk berkonsultasi:

1. dr. Irene Melinda Louis, Sp.A
dr. Irene Melinda Louis, Sp.A adalah seorang dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Sam Ratulangi untuk pendidikan dokter umum dan Department of Pediatrics Davao Doctors Hospital Philippines untuk pendidikan spesialis anak.

Beliau mengikuti berbagai pelatihan atau kursus seperti Manajemen Makanan Pendamping ASI (MPASI), Patient Safety Workshop, Workshop SPSS basic & Research methodologies, dan masih banyak lagi.

Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

2. dr. Boris Januar, Sp. A
dr. Boris Januar, Sp. A adalah seorang dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya untuk pendidikan dokter umumnya dan juga merupakan lulusan Universitas Indonesia (UI) untuk pendidikan spesialis anak.

Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

3. dr. Dasman, Sp.A
dr. Dasman, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Tarumanegara (Untar) untuk pendidikan dokter umum dan lulusan Adventist Medical Center Manila untuk pendidikan spesialisnya.

Beliau juga mengikuti pelatihan PALS dan juga Neonatus Resuscitation Course. Tak hanya itu ia juga punya pengalaman yang banyak di bidangnya seperti pernah membantu persalinan bayi dengan kondisi prematur 30 minggu dengan berat 1.100 gram saat bekerja di RSUD Trikora Salakan. Akhirnya bayi dan sang ibu selamat dan juga sang anak lahir dalam keadaan sehat.

Beliau juga pernah menangani pasien anak dengan syok karena demam berdarah saat masih bertugas di RSUD Trikora Salakan dan pasien selamat.

dr. Dasman, Sp.A tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

4. dr. Andy Setiawan, Sp.A
dr. Andy Setiawan, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Indonesia (UI) untuk pendidikan dokter umum dan spesialisasi, dan juga lulusan Fellow Neonatology – FKUI RSCM untuk sub-spesialisasi.

Beliau mengikuti banyak pelatihan dan kursus seperti Module 1: Delivery Room Management, Module 2: Surfactant and Non-Invasive Ventilation, Module 3; Mechanical Ventilation of the Newborn, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Beliau bahkan menyabet beberapa penghargaan seperti KOLEGIUM KESEHATAN ANAK INDONESIA, Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Bayi Berat Lahir Rendah, dan Workshop ‘Klinis Praktis Penanganan Bayi di NICU’. 

Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

5. dr. Harris Alfan, Sp.A
dr. Harris Alfan, Sp.A adalah dokter spesialis anak lulusan dari Universitas Katolik Atmajaya untuk pendidikan dokter umum dan University of Santo Tomas Hospital, Manila, Philippines untuk pendidikan spesialisasi.

Beliau tergabung dalam asosiasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).


Jika ingin berkonsultasi dengan dokter-dokter di atas atau dokter spesialis anak yang dimiliki Family Hospital, Anda bisa buat janji melalui layanan Appointment Center Eka Hospital di 1-500-129 atau buat janji konsultasi dengan dokter via booking dokter Eka Hospital.

Bagikan

  • Kids Health., https://kidshealth.org/en/parents/febrile.html

    Diakses pada 10 June 2023

  • Mayo Clinic., https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/febrile-seizure/symptoms-causes/syc-20372522#:~:text=A%20febrile%20seizure%20is%20a,child%20has%20a%20febrile%20seizure.

    Diakses pada 10 June 2023

  • NHS., https://www.nhs.uk/conditions/febrile-seizures/

    Diakses pada 10 June 2023

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved